Rabu, 10 Oktober 2012

Berikut ini adalah beberapa penyebab kematian embrio didalam telur pada umur dua minggu masa penetasan dengan menggunakan mesin penetas :


1. Induk terserang penyakit. Beberapa penyakit pada induk memang dapat diturunkan kepada anak ayam. Karena itu, pelaksanaan biosecurity termasuk vaksinasi harus dilakukan secara lengkap terhadap induk. Memiliki indukan unggas sendiri itu lebih baik daripada membeli telur di tempat lain yang tidak diketahui kualitas indukannya, karena kontrol penyakit dapat dilakukan lebih selektif. Untuk mengindari penularan atau penurunan penyakit bawaan dari induk maka anda bisa melakukan fumigasi terhadap ruang inkubasi dengan desinfektan yang kuat seperti campuran formalin dan kalium permanganat atau jenis desinfektan kuat lainnya.

2. Formulasi pakan induk kurang benar. Kematian embrio didalam telur dapat terjadi karena pakan induk mengalami defisiensi zat gizi seperti vitamin dan mineral, sehingga metabolisme dan perkembangan embrio menjadi tidak optimal. Untuk mengatasi hal ini, pada ransum induk perlu ditambahkan suplemen vitamin dan mineral.

3. Sebelum diinkubasi telur tidak diangin-anginkan. Telur adalah benda hidup yang mengalami metabolisme dan mengeluarkan panas. Pada saat pengangkutan dan penjualan di pasar, telur mengalami kenaikan suhu karena pengemasan, penumpukan dan penjemuran. Saat pengangkutan dan penjemuran, suhu dapat mencapai 40°C. Karena itu, sebelum di masukkan ke dalam mesin tetas, telur perlu diangin-anginkan terlebih dahulu sekitar satu jam agar tidak terjadi perubahan suhu yang signifikan. Perubahan suhu yang signifikan dapat menimbulkan kematian embrio pada dua minggu masa inkubasi di dalam mesin tetas.

4. Suhu didalam mesin tetas terlalu tinggi atau terlalu rendah. Suhu di ruang inkubasi tidak boleh lebih panas atau lebih dingin 2°C dari kisaran suhu standar. Suhu standar untuk penetasan berkisar antara 36°C-39°C. Kalau terjadi penurunan suhu terlalu lama biasanya telur akan menetas lebih lambat dari 21 hari dan kalau terjadi kenaikan suhu melebihi dari suhu normal maka embrio akan mengalami dehidrasi dan akan mati.

5. Padamnya sumber pemanas. Padamnya sumber pemanas dapat menurunkan suhu di ruang inkubasi. Jika suhu di mesin tetas mencapai 27°C selama 1-2 jam, maka embrio akan segera mati. Terlebih jika umur embrio masih sangat muda. Namun, jika umur inkubasi telah mencapai 18 hari, dampak padamnya sumber pemanas tidak akan separah dampak sewaktu masih muda. Hal ini disebabkan metabolisme masing-masing embrio telah mampu membentuk panas kolektif secara konveksi. Namun, jumlah kematian embrio akan semakin bertambah jika sumber panas padam berkali-kali di dalam satu siklus penetasan. Karena itu, cadangan sumber panas menjadi sangat penting, terlebih pada lokasi usaha penetaasan yang sering terjadi pemadaman listrik. Salah satu usaha untuk meminimalkan resiko jika terjadi pemadaman listrik adalah dengan menggunakan mesin penetas yang memiliki elemen pemanas darurat saat terjadi pemadaman listrik. Lihat spesifikasi mesin tetas PUI-100.

6. Telur didalam mesin tetas tidak diputar. Telur yang tidak diputar atau dibalik karena kemalasan, kelalaian atau matinya sumber listrik jelas akan mempengaruhi posisi embrio. Telur yang dibalik atau diputarnya tidak beraturan dapat menyebabkan pelekatan pada satu sisi. Akibatya, embrio tidak akan dapat tumbuh normal dan akhirnya mati.

7. Kandungan CO2 yang terlalu tinggi. Aktifnya metabolisme embrio menyebabkan akumulasi CO2 di dalam ruang penetasan. Selain dapat menyebabkan kematian embrio, jumlah CO2 yang terlalu banyak dapat menyebabkan DOC yang berhasil menetas menjadi lemas dan lemah. Ventilasi atau aliran udara yang tidak baik menjadi faktor utama terjadinya penumpukan zat asam arang ini. Pada mesin tetas sederhana, ventilasi yang buruk bisa disebabkan lubang ventilasi yang kotor atau jumlahnya yang kurang. Karena itu, pelaku penetasan harus rajin membersihkan ventilasi.

8. Telur disimpan pada suhu di atas 30°C. Telur yang berada pada ruangan bersuhu di atas 30°C, bagian putih telurnya akan segera encer sehingga tali pengikat kuning telur mudah putus. Apalagi, jika telur akan diangkut melalui medan yang berat (jalan berliku-liku, jalan belum aspal atau tidak mulus, ) atau mengalami perlakuan kasar, maka tali pengikat tersebut rentan putus akibat guncangan atau perlakuan kasar tersebut.

9. Telur berumur lebih dari 5 hari. Putih telur mudah encer jika setelah berumur 5 hari telur belum juga dimasukkan ke dalam mesin tetas. Kalau anda membeli telur dari tempat lain maka perlu untuk menanyakan berapa umur telur tetas tersebut. Kalau anda enggan untuk menanyakan maka cukup member toleransi 2-3 hari pada telur tersebut, artinya telur tersebut telah berapa pada peternak/pengepul telur selama 3 hari. Sehingga maksimal waktu anda menyimpan telur tersebut di rumah anda adalah 2-3 hari.

Rabu, 26 September 2012

Perbedaan Ayam Serama dan Ayam Kate



Bila kita tidak mengetahui perbedaan Ayam Serama dengan Ayam Kate,maka kita dapat salah berternak.Karena persamaan paling mendasar adalah bentuk ekor yang hampir sama-sama ke atas.Perbedaan Ayam Serama dan Ayam Kate dapat dibedakan menjadi berikut :
1.Ayam Serama : Dapat berdiri tegak,dada busung dan lebih mungil.Memiliki kaki yang tegak serta panjang.Tinggi dan tidak cebol
2.Ayam Kate : Pendek.dadanya tidak bisa diangkat,tidak berdiri,kakinya kebanyakan pendek.
Cobalah memperhatikan ayam yang anda miliki.Sebelum anda mengatakan ayam serama atau ayam kate.

Asal Usul Ayam Serama


     Serama muncul secara tidak sengaja. Wee Yean Een yang biasa dipanggil Pak Wee semula bereksperimen menyilangkan ayam kapan alias kaki panjang dengan ayam silkie pada 1973. Kapan yang bertubuh ramping dengan bobot 750 gram, dada agak datar, serta ekor cenderung tegak lurus dikawinkan dengan ayam silkie yang bertubuh gempal dan berbobot lebih kecil, 650 gram. Dari penyilangan itu diharapkan muncul kapan bertubuh kecil bak silkie.

     Harapan itu pupus karena persilangan itu malah menghasilkan banyak silkie berkaki panjang. Setelah berulang-ulang, pada tahun 1980-an Pak Wee memperoleh ayam kapan kecil seperti silkie. Berikutnya kedatangan beberapa ekor katai jepang pada 1985 menggugah Pak Wee menyilangkan dengan kapan kecil itu. Katai jepang memiliki penampilan bagus. Dadanya lebar dan punggung sangat pendek mendekati huruf U.

     Hasil persilangan pertama menghasilkan katai jepang berkaki panjang dengan bobot berkisar 650 gram/ekor. Bobot ayam seperti itu masih dianggap Pak Wee terlalu berat. Untuk itu pada 1988 ia menyilangkan keturunan itu dengan katai jepang pilihan. Hasilnya pada 1990 Pak Wee mendapatkan ayam liliput berbobot 500 gram. Sosoknya pun ikut berubah , kepala kecil dan sayap menggantung menjuntai kebawah. Ayam itu terlihat ramping dan ekor lawi lurus menjulang.

     Pak Wee menyemat sebutan klangenan baru hasil silangannya selama 15 tahun itu seperti nama tokoh wayang "Sri Rama". Berikutnya pengucapan lafal Sri Rama sering terpeleset menjadi Serama.
      Personafikasi Serama dengan Sri Rama dianggap tepat. Serama bertingkah seperti raja, anggun, dan gagah. Dengan tubuh kecil, tegak dan dada menonjol keluar. Serama terlihat anggun saat berlenggak-lenggok di atas catwalk. Apalagi saat kepala ayam liliput itu tertarik ke belakang membentuk huruf "S", ia benar-benar terlihat gagah bak satria.

Tentang Ayam Serama

- Dipercaya berasal dari kelantan malaisia hasil persilangan dari berbagai jenis ayam
- Nama serama berasal dari kata Sri Rama dan pada mulanya hewan ini hanya dipelihara dikalangan istana saja.
- Bisa berumur hingga 15 tahun
- Berat ideal adalah dibawah 500 gram atau 1/2 kg.
- Ciri serama yang bagus adalah ekor yang cantik, berdada tegak kepak syap lurus ke bawah.
- Hewan peliharaan yang jinak, manja dan mengenal pemeliharanya.
- Mempunyai gelagat yang menarik, seperti berjalan mundur kebelakang.

Pilihlah Indukan Serama Yang Berkualitas


Untuk memperoleh ayam serama yang berkualitas tak semudah membalikan tangan. Maklum, meskipun kualitas induk bagus, belum tentu bisa menghasilkan anakan berkualitas.

Meski begitu bibit, bobot dan bebet sebaiknya tetap dipertimbangkan saat memilih serama. Toh dalam teori genetik sifat dasar induk pasti akan mengalir dalam darah sang anak. Setidaknya dengan memilih induk bermutu kemungkinan untuk mendapatkan anakan bermutu tinggi lebih besar ketimbang menggunakan induk kualitas rendah.

Induk jantan biasanya mewariskan gaya dan bentuk tubuh. Sedangkan betina mewariskan tonjolan dada dan corak warna bulu. Karena itu saat memilih induk jantan pilih yang mampu bergaya ideal. Sedangkan untuk anatomi tubuh, pilih induk betina yang dadanya menonjol dan bercorak warna indah

Pakan Serama


JAGUNG
merupakan sumber karbohidrat yang sangat penting bagi ayam serama, terutama pada ayam serama dewasa yang masuk pada masa kawin, sebagai salah satu unsur pembentukan cangkang telur bagi ayam serama betina
BIJI – BIJIAN
Terdiri dari berbagai unsur pola pengganti gizi dan kaya akan vitamin, cocok bagi ayam serama yang menjalani diet maupun pada masa pertumbuhan, agar tidak rancu dalam memilih disarankan cukup memberikan pakan yang sudah jadi seperti pakan kenari
KONSENTRAT / VOOR
Merupakan pakan jadi buatan pabrik, yang memiliki kandungan gizi komplit yang dibutuhkan oleh ayam serama, banyak jenis voor yang ada dipasaran, BR-511 sampai BR-594 masing-masing dibedakan karena komposisi kandungan protein, karbohidrat, mineral dsb . disarankan pemakaian voor ini seminim mungkin, untuk menghindari kegemukan pada serama.

Extra Fooding


Extra Fooding atau makanan tambahan tidaklah mutlak hukumnya, hanya bersifat sebagai selingan atau penambah nutrisi yang tidak terdapat pada menu pakan keseharian, berikut ada beberapa macam pakan yang bisa digunakan :
 
JANGKRIK
Merupakan salah satu sumber protein hewani
cukup diberikan 3 hari sekali
 
TAUGE
Berguna untuk meningkatkan kesuburan seksual,
terutama bagi calon indukan betina, bisa diberikan setiap hari
 
ULAT HONGKONG
Salah satu protein Hewani yang mempunyai kadar tinggi bersifat panas, disarankan tidak berlebihan  dapat mengakibatkan sakit mata hingga kebutaan
 
MINYAK IKAN
Kaya akan vitamin A dan E,
mampu menjaga ayam dari perubahan cuaca dan serangan penyakit massal